Tanaman hias ekor naga berasal dari himalaya, merupakan tumbuhan herba, epifit, merambat, memanjat dengan tinggi 5 hingga 20 meter (Gambar 1). Akar tanaman ekor naga melekat pada tumpuannya seperti tembok atau pohon dan juga memiliki akar gantung. Batang tanaman ekor naga berwarna hijau dan berbentuk
bulat dan memiliki nodus-nodus. Tanaman ekor naga memiliki daun yang berwarna hijau, berbagi-bagi dan bertoreh serta ujung daunnya meruncing. Di balik bentuknya yang unik, daun ekor naga berkontribusi di dunia pengobatan herbal. Daunnya berkhasiat untuk mengobati beberapa jenis penyakit, serta berguna untuk perawatan kecantikan. Nama latin untuk tanaman ekor naga adalah Rhaphidophora pinnata schott, yang digolongkan ke dalam keluarga Araceae. Tanaman ekor naga memiliki nama lain seperti samblung.
Orang Jawa menyebutnya jalu mampang, sedangkan orang Sunda memberikan nama lolo munding.
Ciri-ciri tanaman ekor naga Batang tanaman ekor naga tumbuh dengan melilit atau merambat, hingga mencapai tinggi sekitar 15 cm. Batang ini mempunyai akar yang menggantung di udara dan dapat melekat.